Minggu, 26 Maret 2017
Sabtu, 11 Maret 2017
BIOGRAFI ALIM MARKUS; MASIPON GROUP
KISAH SUKSES ALIM MARKUS,
DARI LAMPU TEPLOK, JADI RAJA PANCI
BIODATA
Nama : Alim Markus
Lahir : Surabaya, 24 September 1951
Jabatan : Presiden Direktur Grup Maspion
Orangtua : Ayah Alim Husin, Ibu Angkasa Rachmawati
Istri : Sriyanti
Anak : Enam Orang
Saudara kandung :Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa
Pendidikan : Kelas 3 SMP tidak selesai
Anak perusahaan : 53
Bidang Usaha : produk kebutuhan rumah tangga, konstruksi, material, dan
industri, property, gedung perkantoran dan mal, dan jasa keuangan
Karyawan : 30.000 orang
Karyawan : 30.000 orang
Kata kolega :
Sederhana tetapi berkarakter sehingga banyak orang yang segan dan menjadikannya panutan.”
Henry J. Gunawan, Presdir PT Surya Inti Permata Tbk
Alim tetap ulet bekerja keras dengan jujur walau dulu banyak pengusaha yang memakai dana BLBI.”
Erlangga Satriagung, Ketua Kadin Jatim.
Nama Alim Markus pastinya masih sangat asing bagi banyak orang berbeda dengan
nama Maspion, sebuah merk dagang yang sering kali wara-wiri di media massa, 2
nama tersebut sebenarnya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Alim Markus
merupakan putra tertua dari Alim Husein pemilik dan pendiri perusahaan Maspion.
Pada 24 September 1951 Ali Markus lahir di Surabaya, Jawa Timur sedangkan ayah dari
Ali Markus mendirikan UD Logam Djawa yang menjadi cikal bakal Maspion pada
Oktober 1965.
Alim Markus berasal dari keluarga yang sederhana yang tinggal di rumah petak,
bosan dengan keterbatasan materi membuat Alim Markus bertekad untuk
mengembangkan usaha keluarganya, bocah 14 tahun itu pun memutuskan untuk
meninggalkan bangku SMP nya dan membantu ayahnya, mulai dari bersih-bersih,
produksi hingga pemasaran, sepeda pancal menjadi tunggangannya saat berkeliling
memasarkan produk UD Logam Djawa ke toko-toko dan pasar-pasar, daerah Pabean
dan Pasar Turi merupakan wilayah pemasarannya. Tak menyelesaikan pendidikan SMP
bukan berarti Alim Markus melupakan urusan pendidikan karena Alim Markus pernah
belajar manajemen dengan kursus di Pan Pacific Professional Management, Taiwan.
Setelah bekerja keras lima tahun lebih, keluarga Markus mulai memetik hasil
dan mulai mancapai sukses. Minat masyarakat sekitar semakin bertambah, produk
dari UD Logam Djawa makin laris. Akhirnya pada 1972 didirikan Maspion yang
berarti Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional. Pada tahun itu
juga, Markus memiliki mobil pertamanya yakni Holden. Markus juga memboyong
keluarganya dari rumah petak ke rumah cukup besar di kawasan yang lebih elit yakni
di Embong Tanjung No. 5, yang dia tinggali sampai sekarang. Perusahaan pun
dipindah ke daerah Gedangan, Sidoarjo.
Markus muda tak betah terus hidup susah. Sebagai anak tertua di keluarga,
Markus bertekad merubah nasibnya dengan bekerja sekeras mungkin dan menjadi
orang sukses. “Saya nekat berhenti sekolah sebelum lulus SMP, saya ingin jadi
penguasa sukses dan kuat. Karena itu saya memilih serius membantu orang tua
bekerja dari jam lima pagi sampai tujuh malam,” tutur pengusaha yang hingga
kini menjabat ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim itu.
Markus kemudian mengerahkan seluruh upayanya membesarkan usaha UD Logam
Djawa yang didirikan ayahnya Alim Husin pada Oktober 1965, di daerah Pecindilan,
Surabaya. UD Logam Djawa awalnya memproduksi lampu teplok. Alim Husin ketika
itu sanggup memproduksi 300 lusin lampu teplok perhari.
UD. Logam Djawa pun berkembang, dari 8 orang pegawai dengan produksi 300 lusin
lampu templok setiap harinya bertambah dengan produksi lampu nelayan. Tahun
1972 Logam Djawa pun berganti nama menjadi Maspion yang berarti Mengajak Anda
Selalu Percaya Industri Olahan Nasional dengan produksi yang terus bertambah,
peralatan dapur dan perlengkapan rumah tangga, konstruksi material dan industri
hingga membangun maupun mengelola aset properti seperti Maspion Mall, Wisma
Maspion, Wisma Moneter, Pondok Maspion, CIMAC dengan wilayah pemasaran tak
hanya Nasional bahkan Internasional.
Alim Husein pun mempercayakan usahanya ke tangan anak-anaknya, sebagai anak tertua Alim Markus ditunjuk sebagai presiden direktur dengan saudaranya yang bernama Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa sebagai direktur pengelola, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. Alim Husin meninggal pada tahun 2003.
Alim Husein pun mempercayakan usahanya ke tangan anak-anaknya, sebagai anak tertua Alim Markus ditunjuk sebagai presiden direktur dengan saudaranya yang bernama Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa sebagai direktur pengelola, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. Alim Husin meninggal pada tahun 2003.
Karena keberhasilannya mengembangkan perusahaan berskala eksport dengan 53 anak perusahaan dan 30.000 karyawan, Arek Suroboyo yang juga dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim ini mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) di bidang Ilmu Ekonomi dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya, Jawa Timur sesuai dengan SK Rektor Untag Nomor 067/SK/ R/III/2011 tanggal 10 Maret 2011 yang diberikan pada Sabtu, 12 Maret 2011, di Kampus Untag, Jalan Semolowaru 45, Surabaya, Jawa Timur.
Sebagian besar ibu rumah tangga pasti pernah memakai produk Maspion. Namun, tak banyak yang tahu bahwa nama besar Maspion berawal dari pabrik lampu teplok yang dibesarkan protolan SMP di sebuah rumah petak 4 x4. Maspion dan Alim Markus adalah dua nama yang tak terpisahkan. Orang kini mengenal Maspion sebagai salah satu kelompok usaha besar asal Jawa Timur, yang tak hanya berkutat di industri peralatan rumah tanga, namun juga menjamah perbankan, real estat, hingga properti. Sedangkan Alim Markus adalah nahkoda dibalik semua kisah sukses itu. Pria berperawakan sedang ini rela mengorbankan pendidikan dan masa kecilnya saat mulai berkiprah di dunia bisnis.
Alim Markus dilahirkan 57 tahun lalu, tepatnya 24 September 1951 di sebuah rumah petak seluas 4×4 meter persegi di Jalan Kapasan Gang II nomor 22. Karena minimnya ukuran rumah, Alim Markus yang kini memimpin grup usaha yang terdiri dari 53 perusahaan itu harus hidup uyel-uyelan dengan ayah, ibu, dan ketiga adiknya. Jika salah anggota keluarga buang air kecil, baunya langsung ke mana-mana,” ujar Alim Markus.
Sumber:
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/627-pendiri-maspion-group
http://wahyudiimamnabawi.blogspot.co.id/2015/06/biografi-alim-markus-maspion.
http://wahyudiimamnabawi.blogspot.co.id/2015/06/biografi-alim-markus-maspion.
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/629-maspion-berawal-dari-lampu-teplok
Senin, 06 Maret 2017
WIRAUSAHAWAN SUKSES : GIGIN MARDIANSYAH, BERAWAL DARI BONEKA HORTA
BIODATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
: CV.
D’CREATE
Bidang Usaha
: Boneka Horta
Jenis Produk
: Horta
Alamat Perusahaan
: Jl. Babakan Raya no.37
No. Tlp
: 085285155209
Alamat e-mail
: boneka_horta@yahoo.com
Bank Perusahaan
: BCA
Tanggal Berdiri
: 2007
Bentuk Badan
: CV ( kelompok )
BIODATA PEMILIK
Nama
: Gigin Mardiansyah
Jabatan
: Pengelola
Alamat Rumah
: Jl. Pagelaran, Ciomas
Pendidikan Terakhir
: S2
Kehadiran
seorang wirausaha muda bernama Gigin Mardiansyah bisa disebut tergolong unik
pada tataran usaha di Indonesia. Ketika masih berstatus mahasiswa di Institut
Pertanian Bogor, alur pendidikannya jelas tidak terlepas dari manajerial
pertanian, peternakan dan perkebunan.
Awalnya,
Gigin Mardiansyah terinspirasi oleh ide seorang dosen Agronomi dan Hotikultura
IPB, Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi yang memiliki gagasan untuk membuat media
edukasi untuk anak-anak agar mereka dapat mengenal dan mencintai pertanian
sejak dini, melalui kegiatan yang mereka sukai, yaitu bermain. Akirnya ide
tersebut direalisasikan oleh tujuh mahasiswa IPB jurusan AGH angkatan 39, yaitu
Gigin Mardiansyah dan enam orang temannya (Imam, Rahmat, Asep, Nur Heidy, Nisa,
dan Agustina). Ide itu diaplikasikan menjadi sebuah boneka tanaman atau boneka
rumput, karena pada tahun itu sedang ramai boneka barbie. Boneka tersebut
diberi nama Horta, kepandekan dari Holtikultura yang merupakan program
studi/jurusan tujuh mahasiswa IPB ini. Kemudian ide tersebut diikutkan dalam kegiatan
program kreatifitas mahasiswa (PKM) tahun 2004/2005 dan setelah berhasil
menjadi juara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), boneka horta terus
dikembangkan hingga sekarang.
Pada
tahun 2004 hingga 2007, usaha boneka horta masih dikelola oleh tujuh mahasiswa
tersebut. Namun, pada tahun 2007, mereka telah lulus dari Universitas dan empat
orang dari mereka mencari pekerjan di tempat lain, sehingga pada tahun 2007
hingga 2009 yang mengambil alih pengelolaan boneka tersebut hanya tiga
mahasiswa (Asep, Gigin, Nisa) dan diketuai oleh Gigin. Sejak tahun 2009, boneka
horta sudah di patenkan atas nama IPB dan secara hukum sudah dilegalkan dalam
bentuk usaha CV. D’Create. Saat ini mereka belum mempunyai hubungan kerjasama dengan
perusahaan lain.
Awal mereka
memperkenalkan boneka ini melalui pameran dan bazaar di kampus IPB Dramaga dan
mengikuti kegiatan lomba-lomba inovasi bisnis tingkat nasional seperti lomba
wirausaha mandiri, lomba wirausaha muda berprestasi Menpora, dan lain-lain,
sehingga banyak orang yang mengenal dan mereka diliput serta dikenal melalui
media cetak maupun elaktronik. Selain itu, mereka memasarkannya melalui
internet, jejaring sosial, iklan, dan lain-lain.
Boneka
horta terbuat dari serbuk kayu (limbah industry penggergajian kayu), benih
rumput, pupuk, lem dan bahan-bahan boneka yg lain seperti pita, mata, stocking,
dll. Cara pembuatannya mudah, yaitu dengan memasukan semua bahan utama kedalam
stocking, kemudian dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan (seperti bentuk sapi,
katak, macan, dll), kemudian baru finishing dengan cara menempelkan aksesoris
boneka dan dikemas menggunakan kain tile. Yang membedakan boneka horta dengan
boneka yang lain adalah adanya rumput/tanaman yang bisa tumbuh pada bagian
kepala/punggung boneka horta apabila boneka tersebut disiram dengan air.
Dipertumbuhan tanaman inilah nilai lebihnya, karena dengan adanya tanaman yang
tumbuh tersebut, seorang anak bisa belajar untuk mengenal dan mencintai
tanaman, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin anak-anak minimal
terhadap mainannya karena mereka diharuskan menyiram dan merawat bonekanya
dengan baik. Selain menumbuhkan tanaman/rumput, anak-anak juga bisa berkreasi
dengan membuat boneka sendiri atau mencukur rumput yg telah tumbuh sesuai
dengan tipe rumput yg mereka inginkan. Hal ini tentu saja dapat memicu daya
imajinasi dan kreatifitas anak-anak.
Boneka
horta yang masih dalam kemasan, rumputnya masih bisa tumbuh dengan baik apabila
ditumbuhkan sebelum 3 bulan dari sejak pembuatan. Tanggal kadaluarsa boneka ada
pada petunjuk penggunaan yang dilampirkan pada setiap boneka. Sedangkan rumput
yang telah tumbuh pada boneka bisa bertahan antara 2-3 bulan, hal ini
dikarenakan media tumbuhhnya terbatas hanya sebulatan boneka saja dan
pupuk/nutrisi yang terdapat pada bulatan boneka juga terbatas.
Modal
pertama usaha boneka horta ini mereka dapatkan dari bantuan/hibah sebesar
Rp4.750.000,00 oleh Dirjen Pendidian Tinggi melalui program kreatifitas
mahasiswa yang mereka ikuti pada tahun 2004/2005 dengan pengajuan proposal.
Dengan modal awal tersebut, kini mereka mendapatkan omset perbulannya sekitar
30 juta hingga 100 juta rupiah.
Mereka
memasarkan langsung boneka-boneka tersebut ke kiosnya yang ada di Bogor dan
Jakarta. Mereka juga memasarkannya di Carefour, dan membuka keagenan di seluruh
Indonesia. Target pemasaran mereka adalah semua kalangan, terutama anak-anak.
Untuk menjadi agennya, cukup dengan berinvestasi sebesar Rp500.000,00,
sedangkan untuk menjadi distributor cukup membayar Rp25.000.000,00. Investasi
atau pembayaran tadi akan mereka kembalikan dalam bentuk dagang (boneka horta
dan potty dan media promosi seperti
banner, kaos horta, spanduk dan catalog boneka horta. Saat ini, mereka telah
memiliki distributor lebih dari 30 orang yang tersebar diseluruh Indonesia.
Mereka masih membutuhkan agen karena masih banyak orang yang penasaran atau
belum tahu tentang boneka horta, kecuali hanya melihat di liputan media cetak
ataupun elektronik. Mereka juga menjalin kerjasama dengan vendor atau suplier
dengan terus melakukan kontak dan jujur dalam segala hal, termasuk ketepatan
waktu dalam hal pembayaran barang-barang yang mereka beli dari suplier
tersebut. Mereka juga memperkerjakan untuk membantu dalam proses produksi
sekitar 35 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, remaja, dan
bapak-bapak di Kampung Selahuni, Rt 03/06, Ciomas Rahayu kec.Ciomas. Sedangkan
team selles dan marketing ada 7 orang (6 orang di kampus/Dramaga, 1 orang di
carefour). Mereka memberikan gaji karyawanya tergantung pada bagiannya. Pada
bagian produksi, mereka memberikan gaji perbulan rata-rata sesuai dengan UMR
tergantung seberapa banyak mereka bisa memproduksi, sedangkan dibagian pemasaran biasanya mereka memberikan
gaji 1 juta ke atas. Rata-rata pendidikan
terakhir karyawan disana adalah lulusan SMA.
Mereka memilki banyak variasi atau model, yaitu boneka horta cup,
kura-kura , panda, sapi, kodok, babi, gajah, macan, kucing, kuda, horta etnik,
horta wisuda, horta mobil, dan super horta. Rata-rata dipasarkan dengan harga
20rb-25rb.
Kemajuan
usaha ini juga berkat peran dari IPB, karena semua fasilitas yang mereka
gunakan berasal dari IPB, kemudian untuk pemasarnnya, setiap kali ada event
yang cocok atau sesuai dengan tema pertanian, boneka horta selalu dilibatkan,
baik itu pameran, bazaar, maupun kuliah umum bagi mahasiswa/I IPB. Selain itu,
dari LPPM IPB juga membantu memasarkan boneka di tempat LPPM tersebut. Selain
itu, pemerintah juga mendukung usaha tersebut dengan melibatkannya dalam
acara-acara yang diselenggarakan oleh PEMDA. Prestasi yang telah dicapai oleh
Gigin dan teman-teman melalui usaha ini, yaitu penyaji terbaik/penghargaan
setingkat emas pada Pekan Ilmiah mahasiswa Nasional di Padang thn 2005, dan
rekor MURI sebagai “Penggagas Boneka Horta”.
Angka
yang sangat fantastis bagi penghasilan seorang wirausaha muda yang secara
inovatif mengembangkan dua sektor bisnis berbeda sekaligus. Meski demikian,
kesuksesan tidak membuat Gigin menjadi tinggi hati. Penampilan dan tutur
bahasanya tetap seperti seorang terdidik, namun dibalik dari kesederhanaan itu
tersimpan potensi besar untuk menjadikan kelompok usahanya terus bergeliat.
Apalagi usianya masih tergolong sangat muda, sehingga potensi menjadi pelaku
usaha mapan terbayang jelas.
Sumber:
Langganan:
Komentar (Atom)





